Di tengah gemerlapnya perayaan HUT RI ke-79, sebuah melodi khas menggema dari sudut Nusantara. Bunyi kecapi Kalimantan, alat musik tradisional yang sarat akan sejarah dan budaya, menjadi salah satu warna semarak kemerdekaan. Nada-nada lembut namun tegas dari kecapi seakan mengajak kita untuk merenung sejenak, mengingat perjuangan para pahlawan, dan merayakan keberagaman budaya Indonesia.

Kecapi Kalimantan bukan sekadar alat musik, tetapi juga merupakan cerminan dari keindahan alam dan kebijaksanaan leluhur Kalimantan. Setiap senar kecapi menyuarakan kisah tentang hutan belantara, sungai yang mengalir deras, dan kehidupan masyarakat dayak yang harmoni dengan alam. Bunyi kecapi juga seringkali dikaitkan dengan ritual adat dan kepercayaan spiritual masyarakat Kalimantan.

Dalam perayaan HUT RI, kecapi Kalimantan memiliki peran yang sangat penting. Alunannya yang khas mampu menciptakan suasana yang khidmat namun tetap meriah. Kecapi seringkali dimainkan dalam berbagai acara, mulai dari upacara bendera hingga pertunjukan seni. Melalui kecapi, kita diajak untuk menghargai nilai-nilai luhur seperti persatuan, kesatuan, dan cinta tanah air.

Meskipun kecapi Kalimantan memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, keberadaan alat musik ini terancam oleh modernisasi dan globalisasi. Banyak generasi muda yang lebih tertarik pada musik modern dibandingkan musik tradisional. Untuk melestarikan kecapi Kalimantan, berbagai upaya telah dilakukan, antara lain:

• Pendidikan Musik: Mengadakan workshop dan kelas musik kecapi untuk generasi muda.
• Pengembangan Repertoire: Menciptakan lagu-lagu baru dengan menggunakan kecapi sebagai instrumen utama.
• Kerjasama dengan Musisi Modern: Menggabungkan musik kecapi dengan genre musik modern untuk menarik minat generasi muda.
• Pemanfaatan Teknologi: Merekam dan menyebarkan musik kecapi melalui media sosial dan platform digital lainnya.